[Diikutkan dalam lomba ultah ke-4 Penerbit Haru]
Haru’s Day
Udara sore itu berhembus kencang, langit tampak
gelap, tanda hujan deras akan segera turun. Haru mempercepat langkah kaki
mungilnya dan sedikit mengepakkan sayapnya, ia berharap tidak terlambat makan siang
hari ini.
“Ru pulang!” seru Haru.
“Ru cepat kemari, kami akan segera makan siang!” Kedua
orangtuanya sudah menunggunya.
“Bagaimana sekolahmu hari ini?” Tanya Ayah Haru.
“Biasa saja, Ducky sensei memberi pujian karena Ru bisa
hafal beberapa huruf jepang!” seru Haru, senang.
Haru adalah seekor anak ayam jantan yang berusia 3
tahun, ia tengah duduk di bangku kelas 2 SD. Perkembangan mental ayam memang
bisa dibilang lebih cepat dibandingkan dengan unggas lainnya, bahkan mereka
segera bisa berjalan setelah menetas dari telurnya, barangkali mereka belajar
banyak selama dalam cangkangnya.
Malam itu, Haru segera tidur, ia tau besok adalah
hari ulang tahunnya yang ke 4, tapi ia gelisah, kedua orangtuanya tidak
menunjukkan tanda bahwa mereka akan merayakannya. Haru tidak berharap merayakan
ulang tahunnya besar- besaran.
Keesokan paginya, Haru sudah siap untuk berangkat
sekolah. Orangtuanya tersenyum, melepas kepergiannya di ambang pintu.
Sesampainya di kelas, Haru berpapasan dengan Fuyu,
tetangga sekaligus teman sekolahnya, Fuyu adalah angsa mungil terbaik yang
pernah Haru temui. Ia menyunggingkan senyum, tapi Fuyu seolah tak melihatnya,
ia berlalu begitu saja. Mereka berpisah di persimpangan jalan karena berbeda
kelas, Haru sedikit kecewa karena Fuyu tak menyapanya.
Pagi itu terasa berjalan singkat, Haru duduk di
kursinya dan kelas dimulai. Hujan turun sangat lebat, Haru memperhatikan rintik
hujan dari jendela kelas dan tanpa sadar ia tenggelam dalam lamunan.
“Haru!”
Sebuah suara memecah lamunan Haru.
“Apa yang sedang kamu lihat!” Ducky sensei menegur
Haru, pandangan seisi kelas tertuju pada Haru. Ia pun hanya dapat tertunduk
malu.
Sepulang sekolah, Haru pulang dengan langkah lamban,
tak peduli gerimis membasahi kepalanya. Ia merasa hari ini tidak menyenangkan,
teman- temannya pun pulang lebih cepat, memang hujan hari ini cukup lebat.
Haru sampai di ambang pintu rumah, ia memutar gagang
pintu dengan malas.
“Ru pulaangg..,” seru Haru.
“SURPRIZEE..!”
Haru tercengang, jantungnya berdegup kencang, ia tak
dapat berkata apa- apa. Beberapa temannya dan kedua orangtuanya telah berada di
ruang tamu.
“Selamat ulang tahun yang ke 4 sayang!” ternyata
orangtuanya tak melupakan ulang tahunnya.
“Happy
Birhday Ru!”
DEG. Haru menoleh pada suara yang tak asing tersebut.
“Terima kasih Ducky sensei.” Haru tersenyum ragu,
gurunya membalas senyumnya, ia merasa lega.
Teman- teman Haru bergantian mengucapkan selamat
padanya, tak terkecuali Fuyu, ia sangat senang, ini bukan hari tidak
menyenangkan tapi tak terlupakan baginya.