Korea Drama Addict
Jika perempuan-perempuan yang kau
kenal menyukai drama korea, menurutku nggak masalah, asal dalam batas wajar
^_^. Bukan, bukan karena aku membela diri sendiri yang juga demam drama korea,
tapi faktanya film series dari negeri gingseng itu memang keren (Nggak
bermaksud tidak menghargai film dalam negeri). Sebenarnya Indonesia juga bisa,
hanya saja sebagian besar terfokus pada rating, kalau rating-nya bagus episode
nya akan diperpanjang, jika tidak maka tamat. Nggak sedikit kan film layar
lebar yang rating nya tinggi, nggak lama kemudian dijadikan tayangan series,
yang biasa kita sebut sinetron.
Beberapa waktu lalu ada sinetron berjudul ‘7 Manusia
Harimau’, entah kenapa aku tertarik mencari asal-usulnya, dimana film tersebut
menceritakan tentang cerita rakyat daerah Bengkulu, aku membaca sedikit tentang
ceritanya, dan menurutku menarik. Kemudian aku memutuskan untuk menonton film
yang sedang tayang di layar Televisi itu. Belum sampai 30 epsiode, aku
berhenti, sebenarnya ceritanya keren dan bisa selesai dengan cepat. Tapi karena
ceritanya dibuat panjang, jadilah alurnya acakadul, ditambah perubahan sana dan
sini.
Ngomongin soal drama korea, aku sendiri lebih
tertarik cerita romance tapi nggak lebay (ex : Boys Before Flower *jamankapan
*dramajamanitubagus2 haha), comedy (To The Beautiful You, Exo Next Door) dan
lain- lain, terutama genre medis. Mungkin sejak menjelang profesi, aku mulai gandrung,
nonton drama seperti Good Doctor, Medical Top Team, Doctor Crush, Doctor
Stranger, Emergency Couple dan yang terakhir ini aku sedang rajin nonton drama
berjudul Hospital Ship. Seperti judulnya, drama ini ber-setting rumah sakit
diatas kapal. FYI, seorang dokter di Indonesia juga ada yang berinisiatif untuk
membeli sebuah kapal, hanya untuk loncat dari 1 pulau ke pulau lain, untuk
melayani masyakarat dalam fasilitas kesehatan, dokter tersebut biasa dipanggil
dr. Lee, sungguh terharu mengetahuinya, sembari aku sendiri belum bisa berbuat
hal semulia itu.
Aku heran aja, profesional sekali mereka membuat
drama genre medis, sedangkan dana yang dibutuhkan pastilah nggak seperti drama
lainnya. Semua tindakan yang dilakukan hampir sempurna, tampak nyata, semua
aktor/aktris tampak meyakinkan, berbagai peralatan medis lengkap, sama sekali
nggak bisa dibandingkan dengan film dalam negeri. Pastilah mereka juga
memanggil tenaga medis untuk saran ini dan itu. Karena drama-drama itu pula aku
bermimpi menjadi perawat operasi, bahkan perawat internasional (Aamiin). Bisa
dibilang aku korban drama korea haha, tapi nggak ada salahnya selama itu positif.
Terlebih, melihat kakak tingkat dan rekan-rekan sejawat entah dari diploma
maupun sarjana, yang telah mengepakkan sayapnya melewati batas negeri lebih
dahulu, entah untuk bekerja maupun untuk studi, iri nian diri ini
*dasartukangiri *soWhat ^_^ ‘Belum Yan,
belum saatnya. Sabar, waktunya akan tiba. Insyaallah. Aamiin’. Beberapa
orang yang kutemui sempat menyarankanku untuk ambil studi S2, mungkin mereka
berpikir bahwa menjadi tenaga pengajar tak akan se-melelahkan tenaga pelaksana.
Pahadal, aku tak berniat menjadi tenaga pengajar, kalau toh ingin belajar lagi,
aku ingin mengambil spesialis, yang notabene termasuk dalam praktek.
Well, tulisan ini ditulis di tengah-tengah status
‘pengangguran’ku. Jadi agak rajin nulis, coba kemarin-kemarin pas studi
Profesi, pas ngerjain skripsi dan kegiatan-kegiatan lain pengen nulis, tapi
berakhir di sebatas ‘niat’, tanpa aplikasi. Boro-boro nulis di blog, nulis
cerpen aja musiman xD.
Write at 11/10/2017
dilarang protes sama gambarnya >_<
Picture take when I still Ners student.
Ruang Anak. Seru banget. :)
it's been a long time. miss u guys..