Sejatinya manusia itu terus berproses, menjadi lebih baik
dari yang sebelumnya adalah yang utama. Begitu juga dengan aku yang terus
dibuat penasaran dengan segala hal dalam ajaran Islam, bukan berarti aku yang
sebelumnya jauh dari agama, hanya saja sebelumnya aku menerapkan ibadah ala
kadarnya. Menerapkan sholat, puasa dan ibadah lainnya bagiku adalah rutinitas
wajar bagi Muslim, entah sholatnya molor, puasanya diterima atau nggak, bacaan
Quran udah bener atau belum, nggak jadi perhatian khusus buatku.
Awalnya nggak penasaran dengan kalimat ‘Cintailah Allah
melebihi apapun di dunia ini’, maksudku ya kan Allah emang diatas segalanya
karena Dia Tuhan kita, ya otomatis Dia yang paling Tinggi, dan pas denger orang
tanya siapa yang paling kamu cintai di dunia ini? Pasti jawabannya Orangtua.
Sejak ada medsos (terutama facebook), aku lebih cenderung
tertarik dengan fanpage berbau Islam2 gitu (aku percaya ini sudah suratan
dariNya *lebay), awalnya sih cuma tertarik baca2, tapi lama2 jadi ketagihan
(meski butuh waktu lama bagiku, bahkan sampai sekarang).
“Eh, Yanni nih pakai jilbab terus, kita juga gitu yuk!”
suatu hari celoteh temanku.
“He, jangan sentuh-sentuh, bukan muhrim (yang bener mahram
ya),” celoteh temanku(laki2) ke temanku satunya(laki2) pas ada dideketku.
“Aku liat kamu pakai baju gitu kayak liat orang mau haji,”
celetuk temenku lainnya, langsung ku ‘Aamiin’i hehe.
“Assalamualaikum Ukhty,” yang ini sepersekian detik kaget,
endingnya ngakak dalem hati dan cuma bales “Haha.. Waalaikumsalam.”
“Sejak kapan hijrah?” maklum ya baru kenal, gak nyangka
bakal ada pertanyaan kayak gini, soalnya ya gak berasa hijrah, hanya
memperbaiki diri dikit2.
"Bu ustadzah." Cuma bisa ngernyit -_-'
“Cewek baru nih,” kata temannya temanku(laki2) pas ke
kosnya. Dibalas temanku “Nggak hei, Muslimah ini.” Akunya cuma ngernyit n
ngakak dalem hati, celotehnya diluar dugaan.
Yah banyaklah hal-hal yang nggak sengaja keluar dari cuap
beberapa orang disekitarku. Bersyukur sekali berteman dengan mereka, mereka
nggak menganggapku aneh, malah berkomentar positif bahkan lucu. Padahal akunya
merasa biasa aja, baju juga gak syari2 banget, pokoknya take it slow lah. Maklum masih sangat fakir ilmu, tapi ya semoga
terus berjalan naik menuju jalan Ridhonya. Kalau toh ada yang kritik negative
ya evaluasi diri sendiri barangkali emang bener, kalau merasa masih positif ya
cuek aja (sok cuek).
Sebelumnya bukannya saya berpikir yang enggak2 pada orang2
yang ilmu agamanya sebut aja ‘fanatik’ (padahal gak ada ya yang namanya Islam
fanatic, yang ada ya Islam Rahmatan lilalamin). Tapi pada suatu hari terjadi
satu titik balik padaku, yang membuatku ‘jatuh cinta’ pada Islam, yang
selanjutnya diikuti ‘jatuh cinta pada Allah.” Nggak perlu lah menceritakan
titik balik apa itu(cinta? Bukan! Sama sekali bukan itu *eh kok sewot .__.),
yang jelas saat itu pula aku baru sadar dengan kalimat “Cintailah Allah
melebihi apapun didunia ini.” Disitu pula aku merasakan cinta yang nggak akan
mengecewakan, sebaliknya hari demi hari semakin tumbuh, bahkan walau rintangan
kehidupan sejatinya selalu ada(cieh..), tapi saat mengingat kembali akan Cinta
Allah, maka kita akan semakin melapangkan hati, bukan malah menjauhiNya.
Bukannya aku sudah dengan mudah melewati rintangan yang ada,
karena sebagai manusia diri ini masih sering mengalami iman yang naik turun dan
hati yang terbolak-balik (I’m not that strong guys). Tapi mungkin seperti yang teman2
rasakan, aku juga masih sering meremehkan hal2 kecil yang ternyata nggak kecil.
Aku pernah berpikir ‘yaudah sih yang penting ibadah wajib jalan, dan aku jadi
anak baik2’ (PD banget jadi anak baik2 xD). Mungkin juga ada dari teman2 yang
ber-tanya2 apa sih maksud dari ‘jatuh cinta pada Islam?’, ‘jatuh cinta pada
Allah?’ semoga teman2 juga segera merasakannya. Kuy! Sama2 menjemput hidayah,
memperbaiki diri terus menerus.
Fastabiqul khairat
My ‘kriuk’ note : 8 Nov ‘16
"Aku berlindung kepada
Allah. Dari keputusan yang salah, dari hati yang terbolak-balik, serta dari
iman yang naik-turun". #quote