Selasa, 13 Januari 2015

Haru's Day



[Diikutkan dalam lomba ultah ke-4 Penerbit Haru]
Haru’s Day
Udara sore itu berhembus kencang, langit tampak gelap, tanda hujan deras akan segera turun. Haru mempercepat langkah kaki mungilnya dan sedikit mengepakkan sayapnya, ia berharap tidak terlambat makan siang hari ini.
“Ru pulang!” seru Haru.
“Ru cepat kemari, kami akan segera makan siang!” Kedua orangtuanya sudah menunggunya.
“Bagaimana sekolahmu hari ini?” Tanya Ayah Haru.
“Biasa saja, Ducky sensei memberi pujian karena Ru bisa hafal beberapa huruf jepang!” seru Haru, senang.
Haru adalah seekor anak ayam jantan yang berusia 3 tahun, ia tengah duduk di bangku kelas 2 SD. Perkembangan mental ayam memang bisa dibilang lebih cepat dibandingkan dengan unggas lainnya, bahkan mereka segera bisa berjalan setelah menetas dari telurnya, barangkali mereka belajar banyak selama dalam cangkangnya.
Malam itu, Haru segera tidur, ia tau besok adalah hari ulang tahunnya yang ke 4, tapi ia gelisah, kedua orangtuanya tidak menunjukkan tanda bahwa mereka akan merayakannya. Haru tidak berharap merayakan ulang tahunnya besar- besaran.
Keesokan paginya, Haru sudah siap untuk berangkat sekolah. Orangtuanya tersenyum, melepas kepergiannya di ambang pintu.
Sesampainya di kelas, Haru berpapasan dengan Fuyu, tetangga sekaligus teman sekolahnya, Fuyu adalah angsa mungil terbaik yang pernah Haru temui. Ia menyunggingkan senyum, tapi Fuyu seolah tak melihatnya, ia berlalu begitu saja. Mereka berpisah di persimpangan jalan karena berbeda kelas, Haru sedikit kecewa karena Fuyu tak menyapanya.
Pagi itu terasa berjalan singkat, Haru duduk di kursinya dan kelas dimulai. Hujan turun sangat lebat, Haru memperhatikan rintik hujan dari jendela kelas dan tanpa sadar ia tenggelam dalam lamunan.
“Haru!”
Sebuah suara memecah lamunan Haru.
“Apa yang sedang kamu lihat!” Ducky sensei menegur Haru, pandangan seisi kelas tertuju pada Haru. Ia pun hanya dapat tertunduk malu.
Sepulang sekolah, Haru pulang dengan langkah lamban, tak peduli gerimis membasahi kepalanya. Ia merasa hari ini tidak menyenangkan, teman- temannya pun pulang lebih cepat, memang hujan hari ini cukup lebat.
Haru sampai di ambang pintu rumah, ia memutar gagang pintu dengan malas.
“Ru pulaangg..,” seru Haru.
“SURPRIZEE..!”
Haru tercengang, jantungnya berdegup kencang, ia tak dapat berkata apa- apa. Beberapa temannya dan kedua orangtuanya telah berada di ruang tamu.
“Selamat ulang tahun yang ke 4 sayang!” ternyata orangtuanya tak melupakan ulang tahunnya.
 “Happy Birhday Ru!”
DEG. Haru menoleh pada suara yang tak asing tersebut.
“Terima kasih Ducky sensei.” Haru tersenyum ragu, gurunya membalas senyumnya, ia merasa lega.
Teman- teman Haru bergantian mengucapkan selamat padanya, tak terkecuali Fuyu, ia sangat senang, ini bukan hari tidak menyenangkan tapi tak terlupakan baginya.