FIFTEEN by Taylor Swift
FanFiction Story
“tentu,
tentu aku suka dia” kata Abby,
“nanti
aku mau ke toko buku, kau ikut?” tanyaku,
“maaf
aku tak bisa, mungkin besok” jawab Abby,
“memangnya
kau mau kemana Abby?” tanyaku,
“maaf
hari ini aku tak bisa pulang bersamamu, hari ini Philip membawa mobil dan
mengajakku kencan” kata Abby, oh, sudah kuduga inikan malam minggu, aku senang
dia bahagia, tapi tetap saja Abby-kan
baru kenal Philip,
“it’s
okay, aku mengerti, selamat ya dan hati- hati” aku melempar senyum padanya dan
memeluknya.
“thanks
Tay, aku pergi dulu” kata Abby, sambil lalu.
Pada
sore harinya, saat aku pulang dari belanja, tanpa sengaja aku bertemu dengan
Ibu Abby, rumah Abby memang tak jauh dari rumahku, aku selalu melewatinya.
“Hey
Tay, apakah kau tau kemana Abby? Dia belum pulang, aku heran biasanya dia
pulang bersamamu” katanya, aku bingung mau jawab apa, aku tak pandai berbohong,
“oh
Abby bilang padaku dia akan pergi jalan- jalan, mungkin dia akan pulang sebentar
lagi” jawabku,
“oh
ok, thanks Tay” wajahnya masih khawatir
“aku
pergi dulu” kataku, sesampainya dirumah, aku bereskan barang belanjaku, aku
pergi kekamar dan menghempaskan tubuh ke tempat tidur, aku penasaran kemana Abby pergi. Sekitar jam 8 malam, aku menelepon
Abby.
Sekitar
jam 8 malam, aku menelepon Abby. “hey Tay, ada apa?” tanyanya,
“hey
Abby, kau sudah pulang?” kataku,
“belum,
hey Tay btw, kami sedang makan malam, tapi aku pamit ke toilet sekarang, dia
sangat menyenangkan, aku bersumpah akan menerima lamarannya jika dia ingin
menikahiku” dia terdengar ceria,
“wah
aku ikut senang mendengarnya, tapi kau harus cepat pulang, karena aku bertemu
ibumu dan dia mengkhawatirkanmu” dia diam sejenak ,aku tak tau apa yang ia
pikirkan,
“oh
tentu Tay, sudah dulu ya see you tomorrow” katanya,
“see
you”. 2jam aku memikirkan Abby sambil mengerjakan pe’er. Tok tok tok
“hey
sweety, kau belum tidur?” kata Daddy setelah membuka pintu,
“oh
aku baru sadar sekarang jam10, ok Dad aku tidur, g’night dad” kataku sambil
tersenyum, aku benar- benar lupa waktu,
“night
sweety” kata daddy sambil menutup pintu.
Pada
hari minggu pagi, saat semua orang dirumahku masih tidur, ada seseorang
mengetuk pintu. “Tay, tolong bukakan pintu”aku tau itu suara Abby, tapi kenapa pagi- pagi begini dia kerumah,
“Hey
Abby apa yang…” dia langsung memelukku dengan air mata mengalir dipipinya, dia
menangis. Aku tak tau apa yang terjadi. Lama kubiarkan dia diam sambil
memelukku, kami sedang duduk didepan rumah.
“hey
Abby apa yang terjadi?” tanyaku,
“Philip…”
dia masih terisak.
“kenapa
dia? Apa dia berbuat hal yang tak baik padamu?”aku sangat khawatir, sulit
menebaknya,
“awalnya
aku berciuman biasa dengannya di dalam mobil” katanya, aku membelainya terus,
“lalu?”
tanyaku.
“dia
akan menciumku lagi tapi aku tak mau, lalu aku menjauhinya” kata Abby, aku
kaget dasar pria itu memang sedikit
mencurigakan dari wajahnya, aku terus membelai punggung Abby dalam pelukan.
“aku
tak tau harus membencinya atau tidak, tapi sesaat aku takut dia membenciku”
kata Abby.
“oh
Abbey aku ikut sedih mendengarnya, sebaiknya kau tak berhubungan dengan dia
lagi” kataku. Aku terus berkata padanya bahwa kami masih 15tahun jadi emosi kami masih labil, kami
belum mengenal diri kami sepenuhnya. Abby mudah mempercayai orang,
“kita
harus hati- hati sebelum kita terlalu jauh dalam masalah” kataku,
“ya,
kurasa ini memberiku pelajaran bahwa perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan
orang baru” kata Abby. Kami terdiam lama, aku teringat ketika awalnya Abby
tidak dapat menyembunyikan rasa groginya pada Philip waktu mereka saling
menyapa, Abby benar- benar hampir kehilangan napas. Dan ketika aku mendengar
bahwa namanya adalah ‘Philip’ aku teringat pangeran dalam dongeng ‘Sleeping
Beauty’ , oh tak kusangka jaman sekarang masih ada orang yang meniru nama
pangeran dalam dongeng, faktanya dia tak seperti pangeran, tidak sama sekali. Hari
itu, kami menghabiskan waktu dengan membuat kue, itu membuatnya sedikit lupa
dengan masalahnya. Aku juga belajar bahwa aku juga harus hati- hati pada semua
orang, termasuk William, aku meringis sendiri.
“kau
tau Abby, menurutku, orang yang benar- benar menyayangi kita, adalah orang yang
menjaga harga diri kita, tanpa melukai hati kita sedikitpun, dan walaupun
tampangnya seperti pangeran sekalipun, kita harus tetap hati- hati” kataku,
Abby setuju padaku. Seminggu kemudian, ada kerumunan ramai di sekolah, aku dan
Abbey melihat kerumunan itu, yang terjadi adalah Philip ditampar oleh seorang
wanita di tengah umum, dia juga di maki- maki oleh 3orang murid pria, yang aku
yakin adalah teman- teman dari wanita itu, pasti Philip juga melakukan hal yang
sama pada wanita itu seperti pada Abby. Itu akan membuat murid- murid sekolah
menjadikannya hot news . Kami baru
sadar, cewek itu adalah salah satu dari cewek- cewek kelas kami yang pernah
dimarahi guru masalah make- up dikelas. Kami berdua segera pergi kekelas
setelah seorang guru menghampiri kerumunan itu. “aku janji tak akan sembarangan
lagi Tay” kata Abby,
“ya,
aku setuju denganmu” kataku, kami sama- sama tertawa sepanjang jalan kekelas.
:D
cerita yang menarik :)
BalasHapusmakasih !! :)
Hapus